Kamis, 04 November 2010

Dokter "Berbisnis", Obat Generik Tak Dilirik

Diposting oleh Titin Suria di 19.26

MEDAN, KOMPAS.com — Penggunaan obat generik dinilai belum menjadi "primadona" bagi para dokter, baik yang bekerja di sarana pelayanan pemerintah maupun swasta karena masih banyak di antara mereka yang hanya memberikan resep obat paten kepada pasien.
Pengamat kesehatan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Destanul Aulia, Senin di Medan, mengatakan, masih minimnya dokter yang memberikan resep obat generik kepada pasien patut disesali, padahal kualitas obat generik tidak kalah dibanding obat paten.

Menurutnya, kondisi ini harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama dinas kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) selaku organisasi profesi yang menaungi para dokter. Padahal, Kemenkes juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.

Ia menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan dokter enggan memberikan resep obat generik kepada pasien. Pertama, terkait hubungan bisnis antara dokter dan perusahaan farmasi. 

"Mungkin perusahaan farmasi memberikan insentif kepada dokter yang meresepkan obat paten produk mereka. Hubungan timbal-balik antara dokter dan perusahaan farmasi ini pula yang membuat mengapa obat generik tidak akan pernah menjadi ’primadona’," katanya.

Ada juga dokter yang memang "nakal" dengan mengatakan bahwa stok obat generik telah habis, padahal masih tersedia cukup banyak.

"Ya itu tadi penyebabnya. Semakin banyak dokter yang meresepkan obat paten kepada pasien, dia juga akan mendapat insentif lebih banyak dari perusahaan farmasi," terangnya.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan oleh pemerintah agar obat generik tidak lagi menjadi obat nomor dua. Misalnya dengan membatasi peredaran obat paten di pasaran dan lebih memperbanyak peredaran obat generik. 

"Namun yang paling penting bagaimana agar pemerintah lebih gencar mempromosikan penggunaan obat generik kepada masyarakat. Masyarakat juga harus lebih berani meminta resep obat generik kepada dokter," ujarnya.


Analisa:
Kejadian ini sungguh benar-benar disayangkan telah terjadi pada kalangan yang sangat berperan di kehidupan manusia, yakni seorang dokter. Padahal sebelum menjabat, tak ada satupun yang terlewat untuk mengucapkan sumpahnya yang kurang lebih menurut wikipedia adalah sebagai berikut:

Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper taruhkan kehormatan diri saya.
Sungguh indah bukan isi daripada sumpah itu, namun setelah membaca artikel diatas, dapat diketahui bahwa kenyataan tidak sesuai dengan janji-janji yang diucapkan. Sama halnya dengan orang-orang yang sudah memperoleh impian besarnya, sudah biasa lupa akan janji dari mulutnya. Tugas dokter sebenarnya sangat mulia, namun mengapa bisa diarahkan ke bisnis begitu. Memang benar bahwa dokter juga manusia, yang ingin mengejar kenikmatan hidup. Tapi kiranya ingat juga akan tugas mulianya yakni menyelamatkan jiwa pasien yang ditangani.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tin's Blog Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei