The Best CEO 2010 versi SWA
Agung Adiprasetyo: Bisnis Kuat, SDM Kuat
Jumat, 5 November 2010 | 09:19 WIB
Robert Adhi Ksp/KOMPAS
JAKARTA, KOMPAS.com — CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo (52) dinobatkan menjadi salah satu The Best CEO versi majalah SWA.
Majalah SWA melakukan riset terhadap 300 kandidat CEO yang dianggap layak mengikuti kompetisi The Best CEO 2010. Setelah diseleksi, tinggal 111 nama yang layak mengikuti kompetisi ini. Dan kompetisi ini dilakukan dengan melakukan survei online (e-mail) kepada 30-50 karyawan yang menjabat 1-4 level di bawah CEO. Survei menggunakan kuesioner terstruktur yang berbasis pada The 4 Roles of Leadership dan Employee Commitment Index.
Agung Adiprasetyo dinilai mampu mengelola Kelompok Kompas Gramedua dengan bisnis yang makin terdiversifikasi. Di bawah kepemimpinan Agung, Kompas Gramedia tumbuh semakin solid, tak hanya berkutat di media. Agung dinilai sukses membangun lembaganya sebagai well managed company yang layak dijadikan benchmark bagi industrinya.
Agung Adiprasetyo menjadi CEO Terbaik kedua versi SWA, mengumpulkan poin 94,36, sedangkan posisi pertama diraih Yuslam Fauzi, CEO Bank Syariah Mandiri, yang meraih poin 96,44.
Di bawah Agung, Hasnul Suhaimi, CEO XL Axiata Tbk, mengumpulkan angka 93,53.
Setelah itu, berturut-turut CEO terbaik ke-4 hingga ke-10 adalah Suhartono (CEO Federal Internasional Finance), Eko Budiwiyono (CEP Jasindo), Wishnutama (CEO Trans TV), Joko Mogoginta (CEO Tiga Pilar Sejahtera Food), Rinaldi Firmansyah (CEO Telkom), Richard Budihadianto (CEO GMF Aseroasia), Rudi Borgenheimer (CEO Mercedes-Benz Indonesia).
Di bawah Agung Adiprasetyo, pertumbuhan bisnis Kompas Gramedia melesat. Jaringan toko buku (Gramedia) misalnya, kini tercatat 102. Jaringan hotel (Santika, Amaris, The Kayana, The Samaya) tercatat 33. Jaringan majalah kini 73, sedangkan jaringan surat kabar pada tahun 2010 tercatat 20.
Demikian pula jaringan tabloid, radio, media elektronik, percetakan, penerbit, industri, pendidikan, dan EO. Meski beberapa jumlahnya tetap, tetapi Agung mementingkan kualitas dan segmentasi audiens. Beberapa unit usaha dirampingkan demi efisiensi.
Agung juga menegaskan, ia lebih mengutamakan sumber daya manusia yang berkualitas. ”Banyak talenta, tetapi dibatasi birokrasi sehingga ibaratnya talenta-talenta itu mutiara dalam lumpur. Tugas kami mencari mutiara itu,” kata Agung.
CEO Kompas Gramedia itu menambahkan, dengan Key Performance Indicator (KPI) yang dikaitkan dengan bonus tahunan, maka tak ada lagi istilah rajin malas sama saja.
Agung juga menekankan, jika perusahaan ingin langgeng hingga 100 tahun bahkan 1.000 tahun, pengendalinya haruslah seorang profesional.
Direktur Eksekutif PT Grahawisata yang mengendalikan jaringan hotel Grup Santika, Lilik Oetama, mengatakan, Agung adalah individu yang punya komitmen tinggi dan berdedikasi terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, bahkan mau bekerja lebih keras sehingga memberikan hasil kerja dan kinerja terbaik terhadap organisasi.
”Mas Agung mampu menjaga kepercayaan yang diberikan para pemegang saham. Mas Agung mampu meneruskan filosofi para pendiri dan dia punya gaya sendiri memimpin perusahaan ini,” kata Lilik, putra pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama, yang juga Wakil CEO Kompas Gramedia.
”Saya ingin dikenang yang dapat mengembangkan warisan yang ditinggalkan pendiri Kompas Gramedia, mampu memuluskan masa transisi dari manajemen oleh pemilik menjadi perusahaan yang lebih profesional dan modern,” kata Agung.
”Saya juga ingin dikenang sebagai CEO yang dapat menciptakan orang-
orang yang bangga pada profesinya, yang mengutamakan kejujuran, loyal,
dan kuat di bidangnya, dan berstandar internasional,” kata Agung Adi-
prasetyo. (Robert Adhi Ksp)
Analisa:
Membangun bisnis sudah merupakan hal yang sulit bagi seseorang, apalagi membangun bisnis yang kuat seperti yang tertulis pada artikel diatas. Didalam membangun bisnis baru saja, banyak orang merasa berat, termasuk untuk meninggalkan kariernya selama di perusahaan orang lain untuk berdikari. Banyak dari mereka yang sulit untuk meninggalkan tahap aman yang selama ini cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Memang benar adanya, apabila karier sudah memuncak membuat orang semakin hidup enak dan tidak ingin memusingkan diri dengan usaha sendiri namun perlu mereka ketahui bahwa hidup mandiri lebih baik daripada bekerja pada orang lain yang mana menyangkut batas usia produktif seseorang. Setibanya batas umur produktif orang itu, maka dia harus bersiap diri untuk keluar dari zona aman yang selama ini dirasakannya. Jadi hendaknya setiap orang mempersiapkan diri dari sekarang hingga masa mendatang, daripada hanya menunggu saat yang tidak diinginkan itu tiba tanpa ada persiapan yang matang karena bukan hanya akan merugikan diri sendiri, tetapi termasuk orang yang ada disekitarnya yaitu keluarga yang dimilikinya.
Jika dihubungkan dengan artikel diatas, yakni tentang bisnis yang kuat harus memiliki SDM yang kuat, hal ini tidak tertuju pada siapa yang bebisnis, tetapi tentang sosok Agung Prasetyo yang terpilih dalam pemilihan CEO terbaik di Indonesia. CEO, singkatan bahasa Inggris dari "Chief Executive Officer" (Indonesia:Pejabat Eksekutif Tertinggi), adalah jabatan tertinggi di suatu perusahaan dan mempunyai tugas untuk memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kestabilan perusahaan tersebut.Beliau bisa memimpin dengan baik sehinggai bisnis menjadi kuat dan terus bertahan, yang menurut pendapatnya pihak perusahaan selain memperhatikan seluruh unsur managementnya namun ada satu yang terpenting yaitu Sumber Daya Manusia yang menjalankan rencana perusahaan tersebut.
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas). Oleh sebab itu, orang-orang yang terlibat didalamnya harus dipoles sedimikian rupa sehingga kuat menghadapi kondisi seperti apapun. Hal ini dapat dilakukan dengan cara salah satunya adalah memberikan prestasi kepada mereka yang memang bisa diandalkan sehingga pihak lain dapat juga terpacu untuk bekerja lebih giat dan lebih baik lagi.
Saya ingin dikenang sebagai CEO yang dapat menciptakan orang-orang yang bangga pada profesinya, yang mengutamakan kejujuran, loyal, dan kuat di bidangnya, dan berstandar internasional.
Dalam acara penganugerahan yang diadakan di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (4/11/10) malam, Agung mengakui dalam tiga tahun terakhir ini perkembangan bisnis Kompas Gramedia sangat pesat.
Meskipun demikian, kata Agung, pesatnya bisnis Kompas Gramedia harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang juga kuat. Karena itulah, dia selaku CEO memfokuskan diri pada SDM. ”Percuma bisnis berkembang tetapi tidak disertai dengan SDM yang kuat,” kata Agung.Majalah SWA melakukan riset terhadap 300 kandidat CEO yang dianggap layak mengikuti kompetisi The Best CEO 2010. Setelah diseleksi, tinggal 111 nama yang layak mengikuti kompetisi ini. Dan kompetisi ini dilakukan dengan melakukan survei online (e-mail) kepada 30-50 karyawan yang menjabat 1-4 level di bawah CEO. Survei menggunakan kuesioner terstruktur yang berbasis pada The 4 Roles of Leadership dan Employee Commitment Index.
Agung Adiprasetyo dinilai mampu mengelola Kelompok Kompas Gramedua dengan bisnis yang makin terdiversifikasi. Di bawah kepemimpinan Agung, Kompas Gramedia tumbuh semakin solid, tak hanya berkutat di media. Agung dinilai sukses membangun lembaganya sebagai well managed company yang layak dijadikan benchmark bagi industrinya.
Agung Adiprasetyo menjadi CEO Terbaik kedua versi SWA, mengumpulkan poin 94,36, sedangkan posisi pertama diraih Yuslam Fauzi, CEO Bank Syariah Mandiri, yang meraih poin 96,44.
Di bawah Agung, Hasnul Suhaimi, CEO XL Axiata Tbk, mengumpulkan angka 93,53.
Setelah itu, berturut-turut CEO terbaik ke-4 hingga ke-10 adalah Suhartono (CEO Federal Internasional Finance), Eko Budiwiyono (CEP Jasindo), Wishnutama (CEO Trans TV), Joko Mogoginta (CEO Tiga Pilar Sejahtera Food), Rinaldi Firmansyah (CEO Telkom), Richard Budihadianto (CEO GMF Aseroasia), Rudi Borgenheimer (CEO Mercedes-Benz Indonesia).
Di bawah Agung Adiprasetyo, pertumbuhan bisnis Kompas Gramedia melesat. Jaringan toko buku (Gramedia) misalnya, kini tercatat 102. Jaringan hotel (Santika, Amaris, The Kayana, The Samaya) tercatat 33. Jaringan majalah kini 73, sedangkan jaringan surat kabar pada tahun 2010 tercatat 20.
Demikian pula jaringan tabloid, radio, media elektronik, percetakan, penerbit, industri, pendidikan, dan EO. Meski beberapa jumlahnya tetap, tetapi Agung mementingkan kualitas dan segmentasi audiens. Beberapa unit usaha dirampingkan demi efisiensi.
Agung juga menegaskan, ia lebih mengutamakan sumber daya manusia yang berkualitas. ”Banyak talenta, tetapi dibatasi birokrasi sehingga ibaratnya talenta-talenta itu mutiara dalam lumpur. Tugas kami mencari mutiara itu,” kata Agung.
CEO Kompas Gramedia itu menambahkan, dengan Key Performance Indicator (KPI) yang dikaitkan dengan bonus tahunan, maka tak ada lagi istilah rajin malas sama saja.
Agung juga menekankan, jika perusahaan ingin langgeng hingga 100 tahun bahkan 1.000 tahun, pengendalinya haruslah seorang profesional.
Direktur Eksekutif PT Grahawisata yang mengendalikan jaringan hotel Grup Santika, Lilik Oetama, mengatakan, Agung adalah individu yang punya komitmen tinggi dan berdedikasi terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, bahkan mau bekerja lebih keras sehingga memberikan hasil kerja dan kinerja terbaik terhadap organisasi.
”Mas Agung mampu menjaga kepercayaan yang diberikan para pemegang saham. Mas Agung mampu meneruskan filosofi para pendiri dan dia punya gaya sendiri memimpin perusahaan ini,” kata Lilik, putra pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama, yang juga Wakil CEO Kompas Gramedia.
”Saya ingin dikenang yang dapat mengembangkan warisan yang ditinggalkan pendiri Kompas Gramedia, mampu memuluskan masa transisi dari manajemen oleh pemilik menjadi perusahaan yang lebih profesional dan modern,” kata Agung.
”Saya juga ingin dikenang sebagai CEO yang dapat menciptakan orang-
orang yang bangga pada profesinya, yang mengutamakan kejujuran, loyal,
dan kuat di bidangnya, dan berstandar internasional,” kata Agung Adi-
prasetyo. (Robert Adhi Ksp)
Analisa:
Membangun bisnis sudah merupakan hal yang sulit bagi seseorang, apalagi membangun bisnis yang kuat seperti yang tertulis pada artikel diatas. Didalam membangun bisnis baru saja, banyak orang merasa berat, termasuk untuk meninggalkan kariernya selama di perusahaan orang lain untuk berdikari. Banyak dari mereka yang sulit untuk meninggalkan tahap aman yang selama ini cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Memang benar adanya, apabila karier sudah memuncak membuat orang semakin hidup enak dan tidak ingin memusingkan diri dengan usaha sendiri namun perlu mereka ketahui bahwa hidup mandiri lebih baik daripada bekerja pada orang lain yang mana menyangkut batas usia produktif seseorang. Setibanya batas umur produktif orang itu, maka dia harus bersiap diri untuk keluar dari zona aman yang selama ini dirasakannya. Jadi hendaknya setiap orang mempersiapkan diri dari sekarang hingga masa mendatang, daripada hanya menunggu saat yang tidak diinginkan itu tiba tanpa ada persiapan yang matang karena bukan hanya akan merugikan diri sendiri, tetapi termasuk orang yang ada disekitarnya yaitu keluarga yang dimilikinya.
Jika dihubungkan dengan artikel diatas, yakni tentang bisnis yang kuat harus memiliki SDM yang kuat, hal ini tidak tertuju pada siapa yang bebisnis, tetapi tentang sosok Agung Prasetyo yang terpilih dalam pemilihan CEO terbaik di Indonesia. CEO, singkatan bahasa Inggris dari "Chief Executive Officer" (Indonesia:Pejabat Eksekutif Tertinggi), adalah jabatan tertinggi di suatu perusahaan dan mempunyai tugas untuk memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kestabilan perusahaan tersebut.Beliau bisa memimpin dengan baik sehinggai bisnis menjadi kuat dan terus bertahan, yang menurut pendapatnya pihak perusahaan selain memperhatikan seluruh unsur managementnya namun ada satu yang terpenting yaitu Sumber Daya Manusia yang menjalankan rencana perusahaan tersebut.
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas). Oleh sebab itu, orang-orang yang terlibat didalamnya harus dipoles sedimikian rupa sehingga kuat menghadapi kondisi seperti apapun. Hal ini dapat dilakukan dengan cara salah satunya adalah memberikan prestasi kepada mereka yang memang bisa diandalkan sehingga pihak lain dapat juga terpacu untuk bekerja lebih giat dan lebih baik lagi.
1 komentar:
sumber daya manusia memang satu elemen yang paling krusial karena sdm lah yang merencanakan, menggerakkan, serta memajukan segala sesuatu yg ada di perusahaan.
pemimpin perusahaan harus ekstra perhatian terhadap sumber daya manusia di bawahnya. peranan pemimpin sangatlah penting. jika kita masuk ke satu perusahaan dan merasa sangat nyaman dan puas atas pelayanan sdm yang ada di sana, maka pastilah ada pemimpin hebat yang berdiri di belakang mereka.
agar sdm bekerja maksimal, alangkah baik jika pemimpin menumbuhkan kecintaan sdm terhadap perusahaan dan pekerjaannya. menurut saya,, bos yang baik, suasana yang nyaman, lingkungan dan rekan kerja yang menyenangkan hati adalah beberapa faktor yang menentukan baik buruknya kinerja sdm.
:h:
Posting Komentar